Dopamine, Kim Kardhasian, dan Logika Berinvestasi
Dalai Lama pernah ditanya.
“Apa yang paling diperlukan oleh manusia?”
Jawaban dari Dalai Lama singkat tapi mantap: “peace of mind”

Menariknya, di jaman digital ini, konsep peace of mind itu turut berevolusi. Otak kita berevolusi, respond kita ke stress juga semakin rumit.
Jaman saya masih anak-anak (not too long ago, lho), lihat laut, bulan purnama, dan matahari terbit atau terbenam aja hati sudah senang. Paling-paling kalau saya cari variasi kesenangan, saya naik sepeda di sekitar rumah si Ira, cewek paling cakep satu sekolah. Gitu tok. Udah senang banget, walaupun jarang pas si Ira lagi di teras. Lihat rumahnya aja udah dapat peace of mind.
Jaman sekarang? Lihat laut dan matahari terbenam udah gak nendang lagi untuk mendapatkan peace of mind. Untuk mendapatkan “feel-good” hormon Dopamine, kita perlu mendapatkan “like” di akun Instagram kita (Dopamine sering disebut sebagai Kim Kardashian nya molekul tubuh kita, zat kimia dalam tubuh di balik segala perilaku sinful kita dan keinginan rahasia kita).

So, nggak mengherankan kalau banyak yang kecanduan gadget dan internet dan valuasi perusahaan digital berada di angka yang mencengangkan. Unicorn (dilambangkan dengan kuda bertanduk) adalah istilah untuk menggambarkan valuasi perusahaan startup yang sudah menembus angka USD 1 miliar. Di US, Lima perusahaan teknologi: kapitalisasi Apple, Google, Microsoft, Amazon, dan Facebook saja mencapai kira-kira 40% dari nilai index Nasdaq 100 ! Ekstrem banget bukan?

Di dunia investasi, kecanduan terhadap dopamine juga terjadi. Dopamine yang tadinya diciptakan untuk survival manusia, kini telah dibajak untuk aktivitas komersial. Investor juga perlu profit yang instan untuk mendapatkan kepuasan.
Trading secara berlebihan untuk untuk profit jangka pendek mungkin akan memproduksi dopamine. Tapi apakah bisa menghasilkan return yang optimum dalam jangka panjang?
Terus terang saya gak mau munafik, saya juga suka memburu hormone dopamine dan saya juga termasuk penggemar Kardashian. Saya suka fast car, saya suka party.
Tapi kalau soal urusan investasi, perilaku saya berbeda 180 derajat. Cari duit susah, saya nggak mau dopamine mendominasi perilaku saya berinvestasi.
Buat saya, margin of safety dalam berinvestasi sangat penting. Cari saham dengan ekspektasi rendah jadi gak mahal tapi potensi growth tinggi dan market belum sadar akan potensi growth yang tinggi ini. Contohnya, BISI International (BISI.IJ) yang masih ditradingkan dengan valuasi murah padahal mendapatkan angin positif dari subsidi benih pemerintah plus bisnis beras hybrid mereka akan segera take off akhir tahun ini, dan juga SLJ Global (SULI.IJ) yang sekarang sudah bisa ekspor dan harga timber nya juga naik terusssss.


Happy investing.
BamBANG Siregar
Money, Fun, Fearless