Baju Yoga Baru
Kemarin sore, sepulang dari kantor, saya dikejutkan dengan satu kiriman misterius. Ada satu paket yang dikirimkan untuk saya. Selama era pandemi ini memang kiriman tak terduga dari berbagai toko online sudah menjadi hal yang biasa. Efek samping dari #WFH adalah momen-momen hening yang berujung pada checkout keranjang belanjaan di berbagai e-commerce. Tapi paket yang ini berbeda karena saya sudah sebulan ini saya absen jajan virtual.
Setelah saya buka, isinya adalah satu set pakaian yoga, atasan dan bawahan, berwarna cokelat. Brand-nya pun tidak biasa, namanya Wolven yang punya jargon #makesustainabilitysexy. Rupanya brand active wear ini tidak hanya peduli soal gaya dan kenyamanan, tapi juga dampaknya pada planet ini. Mereka menggunakan dua bahan, yang terbuat dari pohon dan dari botol yang telah di daur ulang. Mereka juga amat memperhatikan mitra kerja mereka, harus yang berkomitmen terhadap ESG dan beroperasi secara baik dan lolos uji sertifikasi independen. Luar biasa.
Langsung saja saya coba pakaian ini. Wah, cantik sekali. Bahannya super stretchy, tebal namun tetap nyaman saat bergerak, modelnya unik dan atasannya bisa dikenakan hingga 4 cara. Lalu, semua faktor brand baik nan ramah lingkungan tadi menjadi nilai tambah karena pakaian set yoga ini super keren. Nyaman di body, nyaman di hati.
Sambil berpose di depan kaca, memandangi baju baru ini dan fit-nya, saya berujar dalam hati… kenapa ya saya jarang yoga? Padahal dulu ketika sempat tinggal di Bali, salah satu olahraga pilihan untuk relaksasi dan meredakan stres adalah yoga. Bukan karena sibuk juga. Lalu saya menemukan jawabannya: karena tidak punya pakaian yoga.
Kita punya set baju khusus untuk bekerja, untuk gaul, untuk ke kondangan, bahkan untuk tidur. Jadi memang wajarnya, untuk berolahraga juga perlu baju khusus. Tiap olahraga juga punya set pakaian khususnya, ya baju yoga, karate, renang, golf, tenis dan lainnya. To each its own. Masing-masing punya fungsinya tersendiri.
Teori saya, saking hidup ini rutinitasnya hanya diisi kerja dan keluarga, lemari baju ini cuma dipenuhi piyama dan baju resmi. Bahkan tidak terpikir untuk membeli set pakaian olahraga. Akhirnya, saya tidak pernah menyempatkan diri untuk olahraga. Hmm, atau sebaliknya – karena tidak pernah olahraga jadi tidak membeli bajunya? Lagi-lagi perdebatan telur dan ayam.
Sebenarnya ini agak mirip dengan investasi kita. Banyak orang menjalani hidup dari gaji ke gaji. Dari yang penghasilannya mepet sampai yang berlimpah ruah, hidup bagaikan air sungai yang mengalir. Belanjakan apa yang kita punya. Banyak juga yang sehabis gajian langsung disisihkan dalam pos: ada pengeluaran tagihan bulanan, uang belanja, uang transportasi, dan lainnya. Kalau ada sisa baru ditabung. Dengan catatan, kalau ada sisa.
Nah, bagaimana dengan kehidupan di masa depan, saat kita sudah di usia tidak produktif, tidak lagi bekerja dan memiliki penghasilan? Kan konsep hidup dari gaji ke gaji hanya berlaku dengan anggapan bahwa kita akan terus bekerja sampai usia tua nanti. Kalau gaji sudah terhenti, apa yang terjadi? Kan hidup terus berjalan, perut tetap harus diberi makan. Solusinya adalah menyisihkan apa yang dimiliki saat ini untuk biaya masa depan.
Sama seperti baju yoga tadi, kalau kita tidak menyiapkan pakaian khusus maka kemungkinan untuk berolahraga menjadi makin kecil. Masa depan juga perlu disiapkan pos dananya. Kalau perlu lebih spesifik lagi, sama seperti baju yoga, karate, renang, golf, tenis dan lainnya. Jadi kita perlu menyiapkan pos dana untuk dana darurat, beli rumah baru, pendidikan anak, dana pensiun, dana naik haji, dan lainnya.
Investasi menjadi jawabannya.
Dengan contoh produk Sucorinvest, kita bisa mulai mengatur pos pengeluaran untuk tiap tujuan investasi. Ini juga bisa disesuaikan dengan horison waktu kita. Misalnya, untuk tujuan jangka panjang di atas tiga tahun, seperti dana pensiun, atau beli rumah, bisa memilih produk investasi yang lebih agresif. Di Sucor Asset Management ada pilihan Reksa Dana Sucorinvest Equity Fund, Sucorinvest Sharia Equity Fund, dan Sucorinvest Maxi Fund.
Bagaimana dengan pos yang kira-kira akan dipakai dalam jangka waktu 3-5 tahun, seperti dana pendidikan anak, atau naik haji? Bisa mulai disiapkan di pos investasi Reksa Dana yang moderat dan moderat-agresif, seperti Sucorinvest Bond Fund, Sucorinvest Stable Fund, Sucorinvest Flexi Fund, Sucorinvest Anak Pintar dan Sucorinvest Citra Dana Berimbang.
Nah, untuk pos dana darurat yang bisa diambil sewaktu-waktu dalam jangka pendek, kita bisa pilih Reksa Dana yang konservatif, seperti Sucorinvest Money Market Fund dan Sucorinvest Sharia Money Market Fund.
Untuk saya, kiriman baju yoga ini menjadi pengingat bahwa hidup ini tidak hanya sekadar kerja dan keluarga. Ada diri kita sendiri yang perlu dijaga kesehatannya, wellbeing-nya dan kebahagiannya. Ini termasuk investasi pada diri sendiri, kan?
Blog ini didedikasikan untuk sang pengirim misterius.
PS: Di blog selanjutnya kita bahas lebih mendalam soal topik ESG ya.