Karena Fund Manager Memang Harus Berani
Di pertengahan Desember 2018 lalu, ruangan tim investment Sucor Asset Management yang memang biasanya sudah rame tiba-tiba heboh karena kami membaca sebuah berita dari detik.com yang judulnya
Di otak kami semua yang membaca berita ini adalah “gimana ceritanya ini abang bisa dapat bule dari Manchester ?”. Di ruangan investment, sambil memperhatikan muka kami satu sama lain dan ada juga yang langsung ngaca, tidak ingin GR tetapi kami merasa bahwa kami “lebih” dari abang satu ini dalam hal wajah. Kami yang sudah pusing dengan urusan ganjil genap setiap pergi dan pulang, sekarang harus dihadapkan dengan kenyataan membaca kisah yang “ganji” ini juga 😀
Kami coba membaca link-link lainnya untuk menemukan inspirasi dan menemukan fakta bahwa ternyata abang Karna (Nur) ini pertama kali bertemu dengan Polly di sebuah pantai di Bali, melihat Polly yang sedang berjemur, abang yang satu ini berani mendekati untuk mengajak ngobrol, hasilnya ? Ya, sudah bisa ditebak, Polly mengusir Nur karena merasa terganggu. Tetapi Nur tidak menyerah, diajaklah Polly untuk makan siang dan Polly mau, lalu akhirnya Polly mulai jatuh hati kepada Nur di pertemuan kedua mereka.
Intinya ? Abang Nur ini adalah sesosok yang berani, mungkin saja disitu ada cowok-cowok lain yang cakepnya berkuadrat2 dari Abang Nur ini tapi hanya 1 orang yang berani mendekati and he made it !. Di media sosial ada comment-comment yang mengatakan bahwa ini ada ulah duk**, ceweknya bu**, tapi tak apalah, sembari mereka sibuk mem-bully abang Nur, dia tetap sudah dapat si Polly, sedangkan yang nge-bully masuk Poli-klinik karena tekanan darah kalian naik habis kaget / iri dengan kesuksesan abang Nur 😀
MISSION MEMPERBAIKI KETURUNAN, COMPLETED. Kami rasa nama MAMAN cocok untuk anak “dual sim card” dari Polly dan Abang Nur nanti, MAMAN alias (Magelang – Manchester).
Kisah abang Nur ini bukan hal yang baru lagi, karena sejak jaman sekolah / kuliah pun saya sudah menyaksikan sendiri ada beberapa teman saya yang bisa dapat pacar jeli-ta, meskipun dia hanya rakyat jela-ta 😀 Wajahnya tak ganteng, ekonominya genting pula 😀 , tapi dengan modal BERANI alias spik spik (speak) doang, dia sukses mendapatkan siapa-pun yang dia mau.
Sama seperti dengan abang Nur, menjadi Fund Manager juga harus berani, tapi bukan berani soal menggoda bule di pantai. Keberanian yang harus dipunyai adalah berani membeli saham-saham yang mungkin sedang tidak disukai orang, namun kita sudah memiliki hitungan sendiri bahwa perusahaan ini akan turnaround dan di saat itulah semua orang akan mulai membeli saham itu, kita tinggal jualan untuk merealisasikan profit.
Contohnya, di tahun 2016 lalu, our best alpha seeker stocks adalah PTBA, ITMG, ANTM, GJTL. Saat itu reksadana saham Sucorinvest memborong semua saham diatas ketika harganya sedang terpuruk, apalagi saat itu kondisi bursa global masih memburuk karena harga minyak yang terus terpuruk ke bawah 30 USD, Rupiah juga sempat menyentuh Rp 14.700 / USD di September 2015 yang membuat banyak perusahaan ternama sekalipun terkena rugi kurs.
Saat itu, dengan berani Bos Jem (CEO Sucor Asset Management alias bos saya) meyakinkan kami bahwa inilah waktunya masuk ke saham batubara dan juga saham-saham yang terkan forex loss seperti GJTL karena ketika harga komoditas menguat, Rupiah akan menguat. Reksadana Sucorinvest Equity Fund di tahun 2016 membukukan kinerja 48% dibandingkan IHSG yang hanya sekitar 15%.
Di tahun 2017, alpha seeker stocks reksadana Sucorinvest adalah BRPT, KBLI. Bos Jem memperlihatkan screen bloomberg terminal kepada saya dan mengatakan “ini harga minyak masih turun, naphta juga masih murah, harga polyethylene, polypropylene (bukan Polly abang Nur tadi ya 😀 ) naik terus, mantap nih bisa BRPT.” Jadilah kami memborong saham BRPT ketika harganya masih sekitar Rp 400an (split adjusted), benar saja, beberapa bulan saja harga saham BRPT langsung naik karena laba bersih TPIA meningkat tajam, harga saham BRPT sempat naik hingga Rp 2.400 di tahun 2017 itu.
Sedangkan KBLI, saya yang lulusan ekonomi harus sedikit belajar soal kabel waktu menganalisa KBLI karena Bos Jem meminta saya untuk melihat KBLI, saya memberikan laporan saya kepada Bos Jem dan berkata “it’s a good buy Bos, kontrak PLN berlimpah, perang supply sudah hilang, harga aluminum tembaga juga belum naik, margin akan improve“, kami pun mulai membeli di harga Rp 120-300 saat saham ini masih sepi2nya, dan di tahun 2017 pertengahan berhasil melakukan profit taking di level 650-800an. Di tahun itu Sucorinvest Equity Fund berhasil membukukan kenaikan sekitar 27% vs IHSG 19.99%.
2018, merupakan tahun dengan kondisi market yang paling berat sejak saya bergabung ke Sucor Asset Management pada Januari 2016 lalu. Dulu pasar saham akan crash jika ada berita ekonomi yang memburuk, subprime mortgage, bubble dotcom, baru di tahun 2018 saya melihat harga saham bisa naik roller coaster hanya karena tweet2an Donald Trump soal tariff yang akan dia berlakukan ke China. Hasilnya trade wars pun dimulai dan menjadi tahun yang buruk untuk pasar saham global tak terkecuali IHSG hanya minus 2,5% di tahun 2018 lalu.
But still, reksadana saham Sucorinvest Equity Fund masih bisa membukukan kenaikan 4,89% di tahun 2018 lalu. Di tahun 2018, kami memfokuskan membeli saham nickel yaitu ANTM, konsumsi HOKI, dan juga saham ber-dividen yield tinggi seperti MYOH.
Sejak akhir 2017, reksadana Sucorinvest sudah memborong saham ANTM hingga masuk ke dalam daftar 20 pemegang saham ANTM terbesar karena kami melihat inventory nickel akan terus turun karena presiden Filipina membekukan ijin mining nikel di sana karena issue lingkungan. Awalnya, sempat panas dingin juga melihat harga nikel kok ga naik naik padahal inventorynya turun terus (ga sesuai logika), tapi ya seperti penguin-penguin di salah resto terkenal di Jakarta, kalau sudah nyelem terus dan oksigen-nya habis, ya ujung2nya naik juga keatas, harga nikel pun meroket tajam beberapa bulan kemudian, begitu juga saham ANTM.
Jadi, return yang didapatkan Sucorinvest selama 3 tahun ini adalah karena kami berani melihat sesuatu dengan sudut pandang berbeda dari market, tentunya dengan meng-kalkulasi risiko juga.
Saya selalu teringat cerita di jaman Perang Dunia 2 lalu, dimana saat itu di tahun 1939 tentara Jerman dengan tank-tanknya siap menginvasi Polandia. Tentara Polandia adalah pasukan yang sangat berpengalaman dengan sejarah yang mengagumkan. Mereka terkenal karena skill pasukan berkudanya, kalvari yang terlatih dan kuda-kuda terbaik di Eropa.

Ketika mendengar bahwa tentara Jerman mendekati daerah Polandia, 12 brigade kalvari terbaik disiapkan oleh Polandia. Dengan pedang terangkat memancarkan sinar matahari, sang komandan menginstruksikan mereka untuk maju.
Dalam biografinya, Sir Winston Churchill mengatakan bahwa tentara Polandia maju dengan gagah berani diatas kuda kuda mereka untuk melawan tank-tank Jerman. Hasilnya ? sudah bisa diprediksi juga seperti ketika abang Nur mendekati Polly tadi untuk pertama kalinya, pasukan Polandia langsung kacau balau.
Ya iya, coba aja kita pikir kuda vs tank ? pembantaian total terjadi di medan perang waktu itu dengan kekalahan besar di pihak Polandia. WINTER IS COMING IN POLAND
Ada perbedaan antara BERANI dan NEKAT, memang tipis sih, kadang susah dicari bedanya.
Ibu Udin : Dinnnn, lu beli handphone baru ? keren amat nih handphone
Udin : ga maaa, itu Udin dapet dari lomba
Ibu Udin : Hah ? lomba apaan din ?
Udin : Lomba lari 5 km maa tadi pagi
Ibu Udin : wah gile keren juga anak emak ini, pesertanya siapa aja ?
Udin : Cuma 3 orang maa, Udin, polisi, sama yang punya handphone mak
Well, ini sih namanya bukan lomba lari, tapi nyopet 😀
Salah satu alasan kenapa reksadana Sucorinvest terus perform selama 3 tahun terakhir, kami yakini salah satu faktornya adalah karena kami tidak overweight pada saham properti.
Saat Bank Indonesia mulai menurunkan suku bunga, sangat logis untuk berpikir bahwa saham properti akan rally, tapi saat itu saya turun ke lapangan untuk melakukan channel check di beberapa daerah developer ternama dan menemukan bahwa banyak sekali rumah kosong di malam hari, tanpa lampu, tulisan dijual / disewa yang cukup banyak, dari situ saya berpikir bahwa pasar properti masih akan lambat karena cukup banyak first buyer / second hand buyer yang ingin melepas rumah mereka karena trend properti sudah tidak seindah dulu lagi.
Tidak ada lagi “Senin Harga Naik” 😀 dan setelah saya menyelesaikan report itu, saya menyerahkannya ke bos Jem dan ya, kita memutuskan untuk tidak membeli saham-saham properti developer dan itulah juga salah satu faktor yang menyelamatkan kinerja kami selama 2 tahun terakhir.
Kami suka dengan saham murah tetapi bukan berarti membeli saham yang sedang turun dengan agresif untuk menjadi superhero di saham itu, kami bukan Batman, Superman, Captain America, Iron Man. Biarlah urusan superhero jadi urusan DC dan Marvel saja, reksadana Sucorinvest maunya kinerja A-man saja 😀
Kenapa kalau ujian biasanya lebih susah daripada latihan ? karena biasanya soal ujian berbeda dari kisi-kisi :D, apalagi ujian hidup, kaga ada kisi-kisi nya 😀 Sama dengan pasar saham, berapa banyak buku yang kita baca, at the end of the day, itu cuma akan jadi kisi-kisi, market terus berubah, jadi kalau kalian pake kisi-kisi tahun berapa dipake untuk ujian tahun berapa, udah pasti hasilnya beda, itulah mengapa banyak orang heran aku sudah beli buku ini itu best seller, baca ulang2, beli system, praktekin semua, kok portfolio masih minus ? karena market terus berubah. Fund Manager yang membeli saham properti selama 1-2 tahun ini juga sudah pasti orang-orang yang punya ilmu dan pengalaman, tapi ya balik lagi namanya juga market, ingat prinsip bahwa THE MARKET IS ALWAYS RIGHT.
Saya sudah memulai trading saham sejak 15 tahun lalu, ketika hampir semua anak kecil masih menyanyikan “LA-LA-LA-LA aku sayang sekali Doraemon” hingga anak-anak sekarang berubah menyanyi “DU-DU-DU-DU nya BLACKPINK”, sudah banyak kesuksesan yang saya dapat, begitu juga dengan kesalahan yang saya buat, tetapi kesalahan itu akan berkurang dengan sendirinya karena biasa kesalahan datang satu paket dengan supirnya, yaitu HIKMAH.
Satu kesimpulan yang saya dapatkan adalah tidak perlu repot mencari perfection alias kesempurnaan dalam trading, karena kalian tidak akan pernah mendapatkan itu, yang bisa kita lakukan adalah ingatkan diri kita bahwa “when you are right, make sure to win a big profit, but when you are wrong, make sure to limit and keep your loss small”. Dengan cara se-simple itu saja, seharusnya dalam jangka panjang kita akan mendapatkan kesuksesan di pasar saham.
After all, I believe trading and investing in stocks market is like playing a piano.
“First, you play with the theory and rules, and then after you get used to it, you start playing with your heart (experience).”
Pasar saham dalam suatu waktu bisa terlihat tidak berbahaya, kalian masuk ke situ, berpikir bahwa sebentar saja trading / invest lalu keluar, pas mau keluar, tiba-tiba bahaya yang tadi ga ada, datang, dan mengambil uang kalian. (Sekilas persis dengan kelakuan beberapa tukang parkir di minimarket2 😀 )
Mengutip kalimat Joel Osteen, “Thriving, not Surviving”, di tahun 2019 ini, kami tim investasi Sucor Asset Management akan berusaha untuk memberikan kinerja terbaik dengan keberanian (conviction calls) yang kami miliki. Dengan kondisi market yang membaik vs tahun lalu, maka potensi mendapatkan gain lebih daripada tahun lalu juga semakin besar peluangnya.
Sedikit oleh-oleh sebelum kita tutup artikel ini (fokus ke kotak merah) 😀
Dear 2019, Jemmy’s army is ready, bring it on !