Dollar Cost Averaging (DCA): Strategi Investasi Untuk Win-Win Solution
Tentunya kita semua sudah memahami bahwa untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan, maka kita perlu berinvestasi. Secara umum, terdapat dua cara atau metode untuk berinvestasi. Pertama, berinvestasi dengan dana sekaligus di awal. Kedua, cara berinvestasi dengan dana bertahap atau secara berkala. Apa perbedaan keduanya?
Investasi Sekaligus (Lump-sum)
Investasi sekaligus, atau disebut juga lump-sum, adalah strategi berinvestasi dengan cara melakukan pembelian instrumen investasi satu kali saja pada awal periode. Kemudian investasi tersebut “dibiarkan” naik dan turun mengikuti harga pasar, tanpa dilakukan investasi tambahan (topup) hingga periode investasi selesai.
Strategi ini memang dapat memberikan keuntungan besar ketika pembelian dilakukan tepat saat pasar sedang di bawah (bottom) sehingga kenaikan pasar akan memberikan swing-up yang tinggi. Masalahnya, tidak ada yang pernah tahu secara pasti secara konsisten ketika melakukan pembelian, apakah saat itu pasar sudah bottom atau tidak.
Selain itu, untuk mencapai hasil yang optimal, strategi berinvestasi lump-sum biasanya membutuhkan persiapan dana awal yang relatif lebih besar. Dengan demikian cara ini mungkin tidak mudah dilakukan oleh investor menengah pada umumnya.
Investasi Berkala (Dollar Cost Averaging – DCA)
Investasi berkala, atau disebut juga Dollar Cost Averaging (DCA), adalah strategi berinvestasi dengan cara melakukan pembelian instrumen investasi secara teratur pada setiap periode dalam jangka panjang, terlepas apakah saat itu pasar sedang naik atau turun. Oleh karena itu, investor akan memperoleh harga rata-rata perolehan (averaging) selama periode investasi.
Untuk melihat perbandingan kedua strategi tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan sebuah produk reksa dana dalam negeri sebagai bahan sampel, selama periode bulan Desember 1996 hingga Desember 2022.
Dari grafik di atas, tampak menarik untuk diperhatikan bahwa strategi lump-sum memiliki pergerakan harga NAB/Unit yang flukuatif dengan jumlah Unit Penyertaan yang tetap. Sedangkan strategi DCA menunjukkan pergerakan harga NAB/Unit yang lebih stabil dengan jumlah Unit Penyertaan yang selalu bertambah.
Illustrasi Dollar Cost Averaging (DCA)
Seorang investor memiliki dana Rp10.000.000 untuk diinvestasikan. Dengan strategi DCA, ia berencana menginvestasikan Rp2.000.000 pada sebuah reksa dana setiap akhir bulan untuk selama 5 bulan ke depan seperti contoh di bawah:
Total nilai investasi awal yang telah dikeluarkan = Rp10.000.000, dengan biaya harga rata-rata perolehan sebesar Rp769/unit, dan telah memperoleh total 13.000 Unit Penyertaan.
Nilai investasi di akhir bulan ke-5 = 13.000 unit x Rp1000 (harga NAB/unit terakhir) = Rp13.000.000.
Berarti ia sudah menangguk keuntungan Rp3.000.000 di akhir masa investasi bulan ke-5.
Apabila ia masuk sekaligus Rp10 juta di akhir bulan ke-1 dan tidak melakukan investasi apa-apa lagi hingga akhir bulan ke-5, maka di akhir bulan ke-5 nilai investasinya akan tetap Rp10.000.000. Tetapi bukankah dia bisa profit besar jika masuk Rp10.000.000 sekaligus di akhir bulan ke-3, ketika harga sedang bottom di Rp500/unit?
Well, bagaimana dia bisa menebak secara tepat bahwa harga per unit akan turun lagi di Rp500 (kecuali ia seorang ahli nujum)?
Strategi berkala atau DCA ini lebih direkomendasikan bagi para investor karena:
1. Investor tidak perlu repot dengan faktor timing. Investor secara psikologis tidak perlu menebak-nebak apakah market sudah di posisi top atau bottom.
2. Nominal investasi relatif lebih terjangkau. Jumlah yang diinvestasikan setiap periode tidak perlu tinggi, asalkan secara disiplin besarnya sama dan periode investasinya tetap.
3. Fluktuasi dari Harga NAB/Unit juga lebih rendah. Harga rata-rata yang tercipta berasal dari serangkaian pembelian investasi sehingga Harga NAB/Unit menjadi lebih smooth.
Patut diingat kembali bahwa tujuan utama investasi berkala (DCA) bukan mengejar return setinggi mungkin, akan tetapi untuk meredam fluktuasi portofolio.
Singkat kata, investasi berkala dapat menjadi pilihan strategi bagi khalayak investor. Ketika pasar sedang turun, berarti investor akan memperoleh jumlah unit penyertaan (UP) lebih banyak. Ketika pasar sedang naik, berarti nilai portfolio yang sudah ada akan bertambah. Dengan kata lain, investasi berkala (DCA) adalah solusi win-win untuk berinvestasi pada segala kondisi pasar.
DISCLAIMER :
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RESIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DEPAN.